Cara Sterilisasi Botol Susu untuk Menjaga Kesehatan Bayi Ibu

Bayi masih rentan terhadap berbagai macam penyakit. Hal yang tidak berbahaya bagi orang dewasa dapat saja membahayakan nyawa bayi. Botol susu yang tidak disterilisasi dapat meningkatkan risiko infeksi virus, parasit, dan bakteri pada saluran pencernaan bayi, yang bisa menyebabkan muntah atau diare.

Bersumber dari popmama.com bahwa sterilisasi botol susu perlu dilakukan terutama bila air yang dipakai untuk mencuci botol susu tidak terjamin kebersihannya, atau apabila bayi sedang sakit. Selain itu, sterilisasi botol susu juga perlu dilakukan sejak pertama perlengkapan tersebut dibeli.

Sebelum disterilkan, cuci botol sampai bersih. Perhatikan juga puting botol, jangan sampai ada susu yang tertinggal di bagian-bagian yang sempit. Saat memasukkan botol ke alat sterilisasi, tangan Mama juga harus bersih. Jadi cucilah tangan terlebih dahulu, atau lebih baik gunakan alat untuk memegang botol tersebut di area sterilisasi.

Berikut adalah lima cara terbaik untuk sterilisasi botol si Kecil

1. Sterilisasi dengan air mendidih

Kembali ke zaman orangtua dulu, mereka tidak perlu alat khusus untuk mensterilkan botol susu. Untuk cara ini, Mama cuma perlu air panas dan panci khusus. Jangan khawatir, mensterilkan botol bayi dengan cara ini juga aman kok.

Ini cara sterilisasi botol dengan air mendidih

  • Isi panci khusus untuk botol bayi dengan air yang cukup.
  • Celupkan botol yang sudah dicuci bersih (jangan ada sisa sabun) secara terbalik, pastikan tidak ada gelembung udaranya.
  • Rebus sampai mendidih selama lima menit.
  • Matikan, angkat botol dengan penjepit karena pasti panas sekali Ma.
  • Tempatkan botol di atas lap kering dan biarkan kering.

2. Sterilisasi dengan menggunakan microwave

Ya, microwave di rumah bisa digunakan untuk sterilisasi botol bayi. Namun yang perlu diperhatikan, pastikan microwave dalam keadaan bersih tidak ada sisa-sisa makanan. Bersihkan juga dengan sabun khusus bayi supaya microwave aman digunakan.

Ini langkah-langkahnya:

  • Bersihkan microwave sebelum digunakan.
  • Isi botol dengan air bersih sampai setengahnya.
  • Microwave dengan suhu yang tinggi selama satu hingga dua menit.
  • Gunakan sarung tangan atau penjepit, keluarkan botol dari microwave.
  • Buang sisa airnya, kemudian keringkan botol di atas lap kering.

3. Sterilisasi dengan uap listrik

Sekarang sudah banyak merek yang menjual sterelisasi uap listrik. Ini merupakan salah satu alat yang berguna dan Mama tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Sterilisasi dengan uap juga bisa mencapai suhu yang lebih tinggi daripada air mendidih sehingga dapat membunuh lebih banyak bakteri dan jamur.

Ingat, sebelum memasukkan ke dalam alat sterilisasi, pastikan bagian botol sudah dibersihkan dengan baik dan tidak ada sisa sabun yang ikut. Keuntungan lainnya alat sterilisasi uap listrik adalah, bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan bayi Ma. Seperti di antaranya, untuk mensterilkan mainan bayi dan teether.

4. Sterilisasi dengan tablet khusus

Tablet sterilisasi untuk bayi sudah bisa Mama temui di toko khusus barang bayi. Ini merupakan cara termudah jika tidak ada alat yang bisa digunakan untuk sterilisasi. Jangan khawatir Ma, tablet sterilisasi berbasis food-grade sama efektifnya untuk menghilangkan bakteri dan jamur seperti cara sterilisasi yang lain. Asal Mama mengikuti instruksi di kemasan untuk hasil yang maksimal.

Tablet steril ini bagus digunakan saat Mama membawa bayi bepergian.

5. Sterilisasi dengan UVI cube

Ini bisa dibilang alat sterilisasi yang paling mahal, tapi juga paling efektif. Sinar UV dari UVI cube dipercaya bisa menghilangkan 99 persen bakteri dan jamur. Selain itu, alat UVI cube juga mampu untuk muat banyak botol. Dua rak di dalam alatnya bisa digunakan untuk tujuh botol bayi plus mainannya.

Info Produk: https://bayibu.com/brand/upang/

Sebenarnya apapun caranya, itu semua kembali ke Mama. Lima cara di atas itu baik, tergantung mana yang mudah Mama lakukan agar tidak mengganggu aktivitas Mama. Tapi Ma, sebenarnya kapan waktu terbaik untuk sterilisasi botol dan seberapa sering proses sterilisasi ini perlu dilakukan?

Seberapa Sering Botol Perlu Disteril?

Menurut Samira Armin dilansir dari thebump.com, sebenarnya tidak perlu sesering itu untuk mensterilkan botol bayi. Botol terlalu sering disterilkan akan berpotensi untuk merusak botol itu, dan memungkinkan bahan kimia masuk ke dalam susu. Terutama jika Mama menggunakan botol plastik, meski sudah berlabel BPA tetap bahaya jika terus menerus dipanaskan. Ada baiknya dari awal Mama menggunakan botol kaca yang lebih awet.

Yang pasti, pada saat dibeli, tentu botol bayi perlu dicuci dan disterilkan. Hal itu karena Mama pasti tidak tahu pasti di mana botol itu diletakkan dan bagaimana proses pengemasannya. Selain itu, ini empat situasi di mana botol bayi perlu sering disterilkan. Yaitu:

  • Saat meminjam peralatan bayi tersebut atau menggunakan botol bayi bekas. Hal ini juga berlaku untuk botol bayi yang sudah digunakan oleh saudaranya yang lebih tua, meskipun itu di rumah Mama sendiri.
  • Jika bayi sakit, supaya bakteri dan virus tidak kembali masuk ke dalam sistem imun tubuh bayi.
  • Jika bayi lahir prematur atau punya masalah kesehatan. Bayi lahir prematur perlu barang-barang yang bersih di sekitarnya, karena dia lahir dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Jika Mama tidak punya akses ke air minum bersih. Jika di rumah menggunakan air sumur, pastikan botol bayi disterilkan setiap kali botol dicuci. Hal ini supaya bakteri dari air sumur tidak menginfeksi bayi.

Selain empat situasi di atas, Mama cukup mensterilkan botol sehari sekali di malam hari. Supaya besoknya botol si Kecil sudah bersih dan siap digunakan. Lalu bagaimana kalau sedang traveling dan kebetulan tidak bisa membawa alatnya?

Ma, pastikan tempat menginap setidaknya ada kompor, akses air bersih, dan alat dapur minimalis. Mama cukup membawa lap kering, dan Mama bisa melakukan cara steril botol nomor satu.

Sampai Kapan Botol Bayi Perlu Disterilkan?

Menurut pedoman dari CDC (Center for Disease Control and Prevention), tidak masalah untuk berhenti mensterilkan botol bayi saat usia bayi sudah tiga bulan ke atas. Usia ini dianggap sistem imun bayi sudah tidak lagi rapuh.

Selain itu, botol perlu berhenti disterilkan jika terlihat sudah ada kerusakan, seperti, botol sobek, berubah warna, pecah, dan sebagainya. Puting botol yang sudah mengalami perubahan bentuk harus langsung diganti, karena bisa menyebabkan bayi tersedak.

Beginilah Ma panduan terbaik tentang cara sterilisasi botol minum si kecil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *